Q1: Suka menulis sejak kapan?
Menulis suka-suka sejak akhir tahun 2005, tepat saat saya mulai kuliah semester 1 (ketahuan sudah tua). Kalau menulis serius hingga akhirnya diterbitkan, sepanjang tahun 2014 sampai sekarang.
Q2: Genre apa yang kamu tulis?
Genre utama saya adalah fantasi, tapi ironisnya tiga novel pertama saya yang terbit tidak ada bau fantasinya lol. Sekarang sedang menantang diri untuk mendalami wilayah romance, yang mana bukan wilayah aman saya.
Q3: Kamu lebih suka menulis dengan gaya bahasa seperti apa?
Sederhana, lugas, dan apa adanya (sekalian "ada apanya" juga oke).
Q4: Kenapa memilih terbit di penerbit mayor, bukan self-publish?
Karena skill marketing saya jongkok. Saat ini sedang mencoba mempelajarinya setitik demi setitik.
Q5: Dya Ragil itu nama asli atau nama pena?
Nama pena, saya ambil dari nama belakang dan nama depan saya, sebagai bentuk penyederhanaan agar mudah diucapkan. Sejak SD saya punya sejarah buruk di kelas, karena guru-guru selalu kesusahan melafalkan nama lengkap saya, bahkan memanggil saya "Mas". Di Jawa, Ragil memang nama unisex sih, dan lebih sering dipakai laki-laki. Apa boleh buat.
Q6: Siapa penulis yang paling menginspirasi tulisanmu?
Sir Arthur Conan Doyle, JK. Rowling, Mitch Albom, Ilana Tan, Avianti Armand.
Q7: Novel terbaik sepanjang masa?
Sherlock Holmes, Harry Potter, The Lord of the Rings, Percy Jackson, Robohnya Surau Kami, Trilogi Pendekar Rajawali.
Q8: Teh atau kopi?
Kopi. Setiap pagi, dan agar tidak kecanduan kafein, saya selalu minum air lemon sebelum dan sesudahnya.
Q9: Novel atau komik?
Itu seperti disuruh memilih antara ayahmu atau ibumu. So, nope. Saya tidak akan memilih.
Q10: Seperti apa hidupmu sebelum menjadi penulis?
Hampa dan penuh tekanan.
Q11: Arti menulis bagimu?
Sarana terapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar