Sepotong Curahan Menuju Senja - Dya Ragil

20 September 2011

Sepotong Curahan Menuju Senja

Akhirnya, minggu-minggu penuh horor di kemudian.com telah usai. Tantangan horor telah selesai sejak pertengahan September lalu. Sekarang malah tiba saatnya saya ngasih tantangan baru ke teman-teman kekom. Apa lagi kalau bukan kisah romantis yang suram dan tragis? Nah, kata siapa September itu harus ceria? Saya tidak.

Selain itu, masih ada pula tantangan pegadaian dari Kure. Ada lagi tantangan kepribadian dari Bang Neko. Lalu, tantangan mimpiku dari Welly. Entah yang terakhir ini sudah selesai atau belum, saya gak terlalu update infonya. Tapi, dengan tiga daftar tantangan itu, ditambah mengerjakan tantangan sendiri, dua bulan ke depan saya bakal super sibuk. Belum dengan urusan kuliah. Belum dengan dua cerbung yang saat ini sedang saya garap. Juga cerita eksperimen narasi. Aduh, butuh beli banyak es krim buat mendinginkan kepala.

Ah, tapi saya senang, kok. Siapa bilang saya gak senang? Karena saya gak akan kehilangan bahan buat ditulis, makanya saya senang. Meskipun banyak, bisa dibilang seabrek, tapi semangat gak boleh pudar kan? Allah sudah ngasih saya nikmat sehat, itu harus dimanfaatkan sebaik mungkin, kan? Gak semua orang diberi nikmat sehat untuk bisa melakukan apa yang mereka inginkan. Gak semua orang diberi hidayah untuk bisa menulis dan beramal untuk semua. Gak semua orang diberi nikmat waktu luang untuk mengerjakan semuanya. Gak semua orang diberi nikmat pikiran yang jernih untuk bisa memikirkan segala hal. Gak semua orang diberi nikmat 'prasangka baik' untuk bisa menemukan tiap kebaikan di antara kondisi terburuk sekalipun. Karena itu, semua hal tetap harus disyukuri, kan?

Aish, ngomong apa saya? Makin ngaco. Yah, ini kan hanya sekadar uneg-uneg, curcol gaje, catatan ngocol, apa pun itu. Cuma sekadar pengingat kalau saya pernah menjalani hari ini. Sekadar penanda kalau saya pernah melewati hari kemarin. Sekadar penyemangat agar saya bisa terus menghadapi hari esok. Sekadar itu. Lebih atau tidaknya, itu tergantung bagaimana tiap orang memandangnya kan?

Aish, sudahlah. Saya yakin kau tak paham saya ngomong apa. Saya sendiri juga tak paham, saya hanya tahu bahwa sederetan huruf-huruf ini telah diketik begitu saja oleh tangan gatal saya. Yap, sederetan huruf pembentuk kata yang menjelma jadi sekumpulan kalimat gaje. Hanya untuk mengisi kekosongan blog. Hanya untuk mencorat-coret wajah blog. Mungkin semenor perempuan yang pernah saya lihat di pinggir jalan. Mungkin seminimalis bocah-bocah di Taman Pengajian Al-Qur'an. Mungkin juga sekotor bocah-bocah yang habis main-main lumpur. Atau se-elegan wanita karir? Ah, itu kan tergantung siapa yang menilai. Iya, tidak? Apa yang kaupikirkan, apa yang kauasumsikan, apa yang kauanggap, itulah yang akan terlihat oleh kedua permata indah yang menggantung di antara hidungmu.

Tapi, rasanya kepingin suatu saat, ada yang bisa melihat saya di saat saya tak terlihat. Kau bingung? Saya juga. Baik, saya akhiri saja deh. Untuk sebuah curcol gaje, ini sudah kepanjangan.

Sampai jumpa di sesi curhat berikutnya (bercanda, jangan diambil hati), yang mungkin akan lebih gaje lagi. Jya mata ne. Sampai nanti. Ciaossu (Reborn mode:ON).

PS. Saya kangen hujan.

PPS. Kenapa Jogja belum hujan?! TT^TT

1 komentar: