Dunia dalam Tegar - Dya Ragil

6 Maret 2011

Dunia dalam Tegar

Bila kita lihat kembali bumi sekarang, apa yang dapat terlihat kini? keruh. Bumi tak lagi tampak bersih. Banyak sekali pencemaran yang terjadi, mulai dari air, darat, dan udara. Tak ada yang luput dari polusi. Penebangan pohon secara liar, penggundulan hutan, pembakaran hutan, penambangan liar. Entah berapa banyak lagi kerusakan bumi karena ulah manusia. Dan topik yang sekarang sedang panas-panasnya didiskusikan adalah global warming alias pemanasan global.



Hingga akhirnya ketika dunia mulai marah, ketika bencana alam mulai melanda, siapa yang patut untuk dipersalahkan? Semua manusia yang punya hati pasti akan tersadar kalau semua yang terjadi adalah ulah mereka sendiri. Siapa yang menanam pasti akan menuai. Umat manusia mulai bertindak dengan gencar memprotes perusakan terhadap bumi, mulai memasang spanduk mengenai peringatan akan pemanasan global. Mereka tidak hanya bicara, tapi juga mulai bertindak. Hanya saja, apa yang telah dilakukan sedikit terlambat. Akan butuh waktu puluhan, ratusan, atau bahkan ribuan tahun agar segalanya kembali normal. Tetapi, apakah kita akan diberi banyak waktu untuk itu? Bagaimana generasi sesudahnya? Apakah mereka akan melanjutkan perjuangan manusia masa sekarang? Tak ada yang tahu.

Tapi manusia tak akan pernah kehilangan harapan untuk mendiami bumi yang lebih baik. Tak akan pernah. Namun, semua akan sia-sia saja jika tak ada penanganan serius dari semua pihak. Tak perlu banyak bicara tentang hal-hal besar yang belum tentu bisa terealisasi dengan baik. Tak perlu banyak bicara. Hanya tindakan riil yang dibutuhkan untuk ini semua. Sekecil apapun itu. Bukan obrolan yang tak punya arah, bukan perdebatan panjang yang tak tahu mana ujung mana pangkal, bukan sekedar coba-coba, melainkan tindakan. Benar-benar tindakan. Tindakan nyata untuk dunia yang telah terluka oleh ulah kaki-tangan manusia.

Dan pada akhirnya, manusia perlu merenung. Renungan untuk bumi. Lalu bertindaklah sebelum betul-betul terlambat.

Lantas, apa yang bisa kita lakukan? Ada beberapa hal kecil yang bisa kita lakukan. Kecil, terlihat sepele, namun membantu bila banyak orang yang melakukannya. Apa sajakah itu? Saya menemukan banyak hal kecil yang bisa kita lakukan yang bersumber dari berbagai macam buku. Di antaranya adalah sebagai berikut:
  1. Matikan listrik. Jika tidak sedang digunakan, jangan biarkan steker tersambung pada stop kontak. Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan bakar fosil yang bisa memberikan sumbangan besar emisi.
  2. Pakai jenis bohlam CFL. Meski agak lebih mahal dari bohlam biasa, tipe lampu ini lebih hemat listrik dan awet.
  3. Tanam pohon di lingkungan sekitar kita.
  4. Hemat penggunaan kertas dan tisu. Karena bahan baku keduanya adalah kayu. Semakin banyak kita menggunakan kertas dan tisu, semakin cepat hutan kita rusak.
  5. Minimalkan penggunaan plastik. Karena hampir semua sampah plastik menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Termasuk juga tas belanja plastik. Kalau kita sedang membawa tas, sebisa mungkin tolak pemberian plastik dari kasir. Atau, gunakan tas belanja permanen, di beberapa supermarket besar menyediakannya.
  6. Hindari tanda terima ATM. Sebagai catatan, kertas tanda terima ATM adalah sampah massal terbesar di dunia.
  7. Jika terpaksa memakai AC, tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24 derajat Celcius. Matikan AC bila keluar ruangan atau bila tak diperlukan.
  8. Jika hendak mencari informasi di internet, gunakan www.blackle.com. Karena situs pencari ini mirip dengan google, namun memiliki background warna hitam. Pembuat situs mengatakan bahwa background berlatar belakang hitam bisa menghemat 750 megawatt-jam selama satu tahun. Bahkan di halaman muka blackle tertera penghitung jumlah energi yang berhasil dihemat oleh semua pengguna blackle.
  9. Berpikirlah dua kali sebelum menekan tombol Ctrl+P pada PC. Jika kebutuhan tak terlalu mendesak, gunakan file komputer daripada dokumen yang telah di-print. Untuk menghemat kertas, gunakan Print Double Sided. Jika mungkin, gunakan saja kertas bekas yang salah satu bagiannya masih kosong untuk mencetak dokumen yang kita perlukan.
  10. Pisahkan sampah yang bisa didaur ulang dan yang tidak bisa didaur ulang. Jika memiliki barang-barang elektronik bekas yang sudah tak terpakai, kirimkan ke tempat penampungan barang-barang elektronik bekas.
  11. Nonaktifkan mode screensaver pada layar monitor. Untuk penghematan energi di komputer, coba intip fungsi 'Power Management' atau fitur-fitur hemat energi di 'Control Panel'.
Jadi, bukan hanya orang-orang besar yang mampu melakukan perubahan di dunia ini. Kita juga bisa melakukannya. Mulailah perubahan itu dari diri kita sendiri, dari hal terkecil di sekitar kita, dan mulailah sekarang juga. Beritahukanlah pada orang-orang di sekitar kita. Bila banyak orang melakukan hal ini, banyak energi di bumi yang bisa dihemat. Meskipun, semua ini bukan jaminan seratus persen bahwa global warming bisa dihentikan. Tapi, paling tidak kita telah melakukan usaha untuk tidak berusaha memperparah kerusakan bumi. Renungkanlah, dengan semua hal buruk yang kita lakukan pada bumi, tegakah kita mewariskan dunia yang rusak oleh tangan kita sendiri kepada anak-cucu kita nanti?

3 komentar:

  1. Luar biasa. Artikelnya keren sekali :)

    Meskipun saya sudah sering mendengar atau membaca tema ini tapi kalo kamu sampaikan dengan gaya bahasamu sendiri tetep saja layak dibaca :)

    BalasHapus
  2. ya, saya gak bakat nulis artikel pakai bahasa resmi >_>
    artikel ini terinspirasi dari banyak buku, artikel-artikel lain, dan peristiwa yang sedang terjadi..
    yeah, let's save our earth ^_^

    BalasHapus
  3. Nambah satu lagi cara berdamai dengan bumi, yaitu dengan mengurangi penggunaan air tanah. Lebih baik gunakan olahan air permukaan, seperti air keran dari PAM/PDAM yang mengambil bahan dari air sungai.

    BalasHapus