Mendung dan Penantian akan Gerhana Bulan

Sejak tadi pagi, mendung terus menyelimuti Jogja. Bukannya saya tidak suka, hanya saja mendung itu tak mau meneteskan airnya sedikit pun. Belum lagi kalau mengingat sekarang sudah tanggal 10 Desember. Nah, ada apa dengan tanggal 10 Desember? Apakah istimewa?

Tentu saja, untuk para penggemar astronomi tentu malam ini akan sangat istimewa karena dapat menyaksikan fase awal sampai akhir gerhana bulan. Kebetulan, Indonesia termasuk beruntung karena gerhana bulan dapat terlihat seluruh fasenya, tidak seperti di belahan dunia lain yang tak bisa melihat penuh, atau bahkan tidak bisa menyaksikan gerhana bulan sama sekali. Namun, semua itu percuma saja bila kondisi langit masih mendung seperti ini.

Ya, saya sejak pagi terus berharap-harap cemas menatap langit yang tak mau menyibakkan awannya sedikit pun. Tadi pagi memang tersibak sedikit sekali, tapi segera tertutup kembali. Saya hanya bisa berharap bahwa nanti malam langit Jogja akan cerah. Apalagi, gerhana bulan sebelumnya pun saya kecolongan karena memang terjadinya dini hari. Jam weker di ponsel saya benar-benar tak bisa diandalkan kala itu. Tidak tahu kenapa, bangun-bangun sudah subuh.... T_T

Makanya, saya tak ingin kecolongan malam ini. Tapi, itu pun tergantung pada cuaca. Kalau cuaca tak mendukung, terpaksa saya kecolongan sekali lagi. Sepertinya gerhana bulan akan terjadi sejak ba'da maghrib untuk fase awalnya. Sayangnya, fase awal tak bisa dilihat dengan mata telanjang. Mungkin sekitar jam delapan baru bisa terlihat oleh mata fase-fasenya.

Ngomong-ngomong soal gerhana bulan, saya pernah membuat cerita tentang kisah cinta seorang anak manusia dengan roh bulan. Sayangnya, roh bulan hanya bisa turun ke dunia saat gerhana bulan terjadi. Kalau ingin tahu seperti apa ceritanya, silakan masuk ke lapak saya di sini.

Mungkin setelah saya lakukan editing di sana-sini, akan saya posting ceritanya di blog saya ini. :)

Salam :)