[Review] Live Action: Rurouni Kenshin - Dya Ragil

15 Januari 2013

[Review] Live Action: Rurouni Kenshin

Well, setelah Detective Conan (teteup), Rurouni Kenshin adalah salah satu animanga favorit saya. Saya selalu suka historical fiction, dan RK ngambil setting di zaman kuno Jepang, pas para penduduknya masih pake yukata atau hakama. Dan masih pake katana sebagai senjatanya. Walaupun karena pengaruh Eropa sudah masuk di zaman itu, senjata api pun mulai bermunculan.

Tapi, ngejadiin animanga sebagai live action? Wait a sec, that's a different matter. Saya selalu excited sekaligus waswas kalo dapet kabar animanga favorit saya dijadiin live action. Sempat speechles karena castingnya Mouri Ran di DC LA 1 & 2 (Kurokawa Tomoka keliatan kayak emak-emak, dan penjiwaan sebagai Ran minim banget, tapi pas LA 3 diganti Kutsuna Shiori saya puas deh--walaupun sempet brokenheart juga pas castingnya Shinichi ikutan diganti, padahal Oguri Shun itu perfect sebagai Shinichi T_T ).

Lalu, pas denger-denger kalau RK juga mau dibikin LA, saya pun langsung excited. Bahagia banget rasanya. Lalu, denger-denger juga kalau produsernya itu Warner Bross. Wait a sec, LA animanga dibikin sama orang-orang luar Jepang? That's a bad sign. Really bad sign ("Dragonball: Evolution", anyone?).

Saya pun langsung lega setengah hidup begitu tahu sutradaranya orang Jepang. Well, Otomo Keishi bekerja amat sangat bagus sekali dalam LA ini. Yah, karena di Indonesia LA animanga nggak mungkin tayang di bioskop (kecuali yang kerjaan fail-nya hollywood), terpaksa saya download torrent-nya. Dan setelah penantian selama lima hari dengan dahi benjol gegara keseringan headbang (#lebai), akhirnya kemarin (iya, baru kemarin) saya bisa nonton juga~ xDD

Jujur saja, saya enggak berharap banyak sama LA ini. Entah dari castingnya, entah dari ceritanya. RK itu animanga dengan arc yang lumayan banyak. Menjejalkannya dalam satu movie saya rasa amat sangat mustahil. Tapi apa yang saya dapat setelah nonton LA ini? Well, satu yang pasti: penantian saya selama lima hari enggak sia-sia sama sekali. This LA is incredible and awesome. This is really worth waiting. Saya enggak nyesel ... yeay~!





Sinopsisnya?

Ini sinopsis yang saya terjemahkan dari IMDb (maaf kalo terjemahannya berantakan #plak):

Pada tahun 1868, setelah Perang Bakumatsu berakhir, Himura Kenshin, seorang mantan pembunuh bayaran, bersumpah untuk melindungi siapa saja yang membutuhkan tanpa membunuh. Ia pun berkelana keliling Jepang dengan pedangnya yang bermata-terbalik selama transisi dari masa kejayaan samurai ke era baru.

Ketika Kenshin menolong Kamiya Kaoru dari para bandit yang dipekerjakan seorang bandar opium bernama Takeda Kanryuu yang menginginkan sekolah milik Kaoru sebagai tempat produksi opiumnya, Kaoru mengundang Kenshin untuk tinggal di sekolahnya. Tapi, si peracik opium, Takani Megumi, melarikan diri dari Takeda dan meminta perlindungan di sekolah Kaoru.

Sementara itu, Battousai si pembunuh, membantai para petugas kepolisian dan meninggalkan pesan tertulis di tempat kejadian.

Ketika Takeda meracuni penduduk di sekitar sekolah Kaoru, Kenshin menggabungkan kekuatan dengan petarung jalanan bernama Sagara Sanosuke untuk menyerang musuh bersama mereka.  

Scene favorit saya ... ngomong-ngomong, ini persis banget dengan scene yang di anime~ <3

Jalinan plotnya gimana? Apakah banyak arc dijejalin gitu aja?

Enggak sama sekali. Jadi, LA ini cuma ngambil dua arc pertama di animanga RK. Itu loh, yang ngelawan bandar opium sama munculnya Battousai palsu.

Dua arc dijadiin satu, mungkin kesannya bakal tumpuk-tumpukan plotnya. Tapi, enggak. Saya kaget juga. Ada perubahan minor dalam LA ini dibanding animanganya, tapi itu nggak bikin LA ini jadi fail. Justru malah bikin jalinan plotnya jadi mulus dan luwes. Bahkan LA ini ngasih bonus asal-muasal torehan luka berbentuk "X" di pipi kiri Kenshin.

Settingnya gimana? Fail, nggak? 

Yang satu ini juga nggak fail. Pas nonton LA ini, saya langsung terbawa ke suasana Jepang pada zaman itu. Pemandangannya bener-bener awesome, bentuk-bentuk rumahnya real banget, kostumnya pun beneran berasa kayak pakaian di zaman itu (kostumnya enggak plastik, beneran asli dan real).

Pemandangannya cantik~ <3

Bahkan rumahnya Takeda Kanryuu, si bandar opium, juga berasa Eropa banget (mengingat di zaman itu Jepang lagi kena pengaruh Eropa, saya rasa pas-pas aja, apalagi di animanganya juga begitu).

Battle! Gimana battle-nya? 

One word: speechles.

In a good way, though.

Pertarungannya cepat, tepat sasaran, dan ketika terjadi kontak fisik, itu beneran keliatan lagi kontak fisik, enggak palsu gitu. Enggak banyak kena efek CG juga, palingan yang kena cuma kecepatan battle-nya sama cipratan darahnya doang. Tekniknya murni nggak kena efek CG apa pun.

Yang namanya battle samurai, enggak bakal lengkap kalau nggak ada battle di bawah guyuran hujan. Guess what? You'll get that kind of scene in this LA. Actually, you'll get more. And what was that mean?

Agak enggak keliatan yah? Tapi di LA-nya keliatan banget kalau lagi hujan :v

Well, battle di sini bakal diwarnai dengan setting di bawah aneka guyuran. Guyuran hujan, guyuran salju, guyuran guguran kelopak sakura, guyuran guguran daun, bahkan guyuran uang kertas. Uang?! Iya, uang. Gak percaya? Tonton aja sendiri.

Teknik battle-nya pun keren mampus. Jurus-jurusnya keluar semua, dan enggak monoton. Aliran Hiten Mitsurugi seolah dihidupkan dalam LA ini. Saya bisa menebak gerakannya bakal kayak gimana, tapi tetep aja saya speechles pas gerakan-gerakan jurus itu beneran diperagakan. Itu jauh melebihi tebakan dan ekspektasi saya~ xDD

Kuda-kuda aliran Hiten Mitsurugi: Battou-jutsu, Sou Ryu Sen

Dan kalo saya misalnya baru nonton di pertengahan lalu ngeliat ada seorang polisi lagi pegang katana dengan sebelah tangannya yang bebas sedang diposisikan sedemikian rupa di mata pedang, saya langsung bisa menebak siapa kapten polisi itu. Saitou Hajime! Siapa lagi?

"Life by the sword, die by the sword. There is no other way for us," said Saitou.

Begitulah, nggak cuma Hiten Mitsurugi yang hidup dalam LA ini, jurus-jurus lain pun dihidupkan pula, termasuk alirannya Kamiya Kashin.

Kalau jurus-jurusnya hidup, apakah para karakter animanganya juga ikut dihidupkan dalam LA ini?

Karakter. I can say yes and no. 

Oke, mulai dari siapa? Well, of course the leading male chara. Who else?

Himura Kenshin, diperankan oleh Satou Takeru. Dalam LA ini, ada tiga karakterisasi Kenshin yang muncul: Hitokiri Battousai si pembunuh berdarah dingin, samurai yang lagi galau antara benar atau salah tindakannya, sama Himura Kenshin yang cinta damai. Sejauh yang saya lihat, aktingnya Satou itu ... amazing. Dia bisa memerankan ketiga sifat karakter itu dengan amat baik tanpa meninggalkan kesan bahwa pemilik ketiga sifat karakter itu adalah orang yang sama. Dia keliatan bener-bener nyata sebagai Himura Kenshin.

Kamiya Kaoru, diperankan oleh Takei Emi. Kamiya Kaoru yang saya kenal (atau kita semua kenal), tidak jelek sama sekali. Tapi, dia itu lebih ke arah memiliki wajah yang datar-datar aja, enggak bisa dibilang cantik banget, wajahnya standar wanita-wanita Jepang kala itu. Dia juga tomboy. Kalo diibaratkan, Kamiya Kaoru itu seperti api, dengan semangat yang meledak-ledak. Nah, here the problem comes. Takei Emi terlalu cantik buat Kaoru. Dan daripada seperti api, Kaoru di sini lebih ke arah damsel in distress! Too much galau. Too much frustration. That's not Kaoru. The worst is ... I can't found enough chemistry between Kaoru and Kenshin in this LA. Yah, tapi chemistry-nya Kaoru sama karakter Yahiko dan Megumi cukup kuat dan pas di sini.

Kaoru kelewat cantik :v


Sagara Sanosuke, diperankan oleh Aoki Munetaka. Dibilang mirip sih ... postur badannya mirip, lebih tinggi dari Kenshin gitu. Tapi matanya kurang tajem >,< ... damn, padahal dia karakter favorit saya setelah Yahiko. Bicara soal akting, he's great. And that was satified me. Banzai! Saya suka humornya dia, enggak murahan. Sifat berandal dan easy-goingnya pun kentara banget di sini. Battle-nya juga berantakan. Kalau Kenshin itu identik dengan kecepatan, dia identik dengan otot. Itulah Sano. Dan Aoki berperan bagus sebagai Sano di sini. Well, saya selalu ngakak liat battle-nya dia, terutama pas battle di dapur itu~ xDD

Takani Megumi, diperankan oleh Aoi Yuu. Saya enggak terlalu masalah sih sama aktingnya. Aoi juga bermain bagus di sini. Satu-satunya masalah adalah ... sosok Aoi menghancurkan bayangan Megumi dalam benak saya. She's too cute for the beautiful Megumi! Megumi itu harusnya cantik banget, juga anggun. Tapitapitapi, dalam LA ini, kenapa Megumi jadi seimut itu? >,< *nangis gelindingan*

Megumi terlalu imut >,<

Myojin Yahiko, diperankan oleh Tanaka Taketo. Okay, now I can tell you this ... with pleasure: HE'S THE WINNER!!! Saya serius. Saya enggak bilang begini karena Yahiko itu karakter favorit saya. Saya bilang begini karena ... Yahiko beneran dihidupin sama Tanaka-kun di LA ini. Mulut kasarnya, sifat sombongnya, sikap serampangannya, jiwa keadilannya, enggak mau ngalahnya dia ... everything was perfect~ I can't say more~ xDD
  
"I'm your senpai now," said Yahiko to Kenshin *ngakak gelindingan*


Saitou Hajime, diperankan oleh Eguchi Yousuke. Kalau saya nggak salah inget sih (maklum, udah lama banget saya terakhir ngikutin animanga RK), Saitou itu munculnya agak belakangan deh, enggak seawal ini. Saya enggak tahu kenapa Otomo-san memunculkannya sejak awal. Well, forget it. Di luar keganjilan itu, kehadiran Saitou di sini bikin saya excited. Sebagai rival dan musuh masa lalu-nya Kenshin, Eguchi memerankan Saitou dengan bagus. Tapi, Saitou di sini terlalu lunak dan kurang dingin. Aaah, matanya juga kurang tajem dan dia kurang tinggi >,< ... Tapitapitapi, teknik pedang Gatotsu-nya hidup banget di tangan Eguchi :D

Finally, the villain. Kagawa Teruyuki sukses berperan sebagai Takeda Kanryuu yang bener-bener nyebelin. Dengan tampilan rambut bob-nya yang direbonding dan sikap merendahkan orang lain itu, Kagawa bener-bener berhasil menghidupkan karakter Takeda yang hateable. Sementara itu, Kikkawa Kouji juga cukup berhasil dengan karakter Battousai palsu-nya. Penggambaran dia sebagai karakter yang haus darah dan brutal juga lumayan cocok.

Idih, ekspresi mukanya minta ditonjok =_=a

LA atau movie apa pun nggak akan lengkap tanpa musik. BGM-nya gimana? 

Great! BGM-nya keren. Saya seneng aja LA ini enggak pake ost-nya yang di animanga, lebih terkesan ada variasinya gitu. Dan cara mereka nge-mix-and-match-nya juga sukses sejauh pendengaran saya. 

Saya sih awalnya agak kaget sama BGM-nya, tapi kemudian malah ngerasa terkesan sendiri. Ternyata BGM macam ini bisa cocok buat scene macam ini, dan BGM macam itu bisa cocok buat scene macam itu.

Well done.

Secara keseluruhan, apakah LA ini sukses? 

Definitely yes! Saya kasih nilai 4,5 dari 5.

Saya enggak keberatan dengan perubahan minor dalam LA ini. Karena terbukti malah bikin cerita ini mengalir mulus-lancar. Meskipun ada beberapa karakter yang out of space, saya pikir keberadaan mereka enggak terlalu mengganggu, dan malah terkadang mendukung jalannya plot.

Yah, mungkin para fans bakal bertanya-tanya dengan keberadaan beberapa karakter itu atau ketidakberadaan beberapa karakter lain. Saya malah berpikir kalo Otomo-san bertindak cerdik dalam hal ini. Terlalu banyak karakter justru akan terancam membuat karakter-karakter penting tidak cukup tergali. Yah, pintar juga sih membuang beberapa karakter yang nggak terlalu mendukung plot. Hal itu malah bisa semakin memfokuskan LA ini di kedalaman plotnya. I think it's worth it.

The last but not the least, saya enggak keberatan sama sekali menanti sekuelnya (kalau ada). Sebagai movie yang berdiri sendiri, LA ini cukup sukses. Tapi, LA ini juga menyediakan planting di sana-sini yang bisa berpotensi di-harvest dengan baik di sekuelnya. 
 

2 komentar:

  1. hm, saya belum pernah denger tentang Rurouni Kenshin(karena saya nggak pernah melirik selain detective conan dan doraemon, hehe). tapi review mbak cukup bagus lho, saya jadi udah tau garis besar ceritanya :)

    BalasHapus
  2. Hehe coba saja ditonton, Mbak, sekarang bahkan sudah ada sampai live action movie yang ke-3 :D

    BalasHapus